Lama tidak posting ya. Hehehehe.. Kali ini mimin mau review mainan baru di Grenada Studio: Speaker Monitor DS5A.
Gear Review ini merupakan serial baru dari mimin untuk mengenalkan tools mixing baik software maupun hardware yang SUDAH pernah mimin gunakan saat mixing. Review ini sama sekali tidak disponsori pihak manapun, murni dari telinga dan hati nurani (bahahaha). Tapi kalau ada yang mau promote, mimin terima kok. 😏
Oke, cerita dulu yak.. Ini speaker pribadi mimin yang pertama kali kenal dari ZealMusik sama blog-nya mas Cahya. Awalnya sih cuek aja, karena sudah ada si putih YAMAHA HS-5 milik Grenada Studio. Tapi ketika ada momen terpikir untuk beli speaker buat studio pribadi, barulah otak berputar dan AHA! Teringatlah dengan speaker ini.
Speaker ini saya dengar pertama kali di showroom ZealMusik Jogja. Kesannya sih awalnya biasa aja. Karena belum mengaktifkan mode "Critical Listening". Hehehehe.. Kampus 3 pun menggunakannya di bawah naungan Mas Jaka. Tapi setelah melihat beberapa review dan sempat mendengarnya langsung, dengan mantap saya pesan langsung via Tokopedia di lapak Apregio Musik Surabaya dengan harga 1,75 juta (Mei 2018).
By the way, ni speaker rakitan China yang serumpun dengan merek ISK yang terkenal sebagai gear kere hore buat home studio. Kalau menurut blog resminya sih, frequency response-nya hampir flat, alias benar-benar jujur (lihat gambar di bawah). Tapi, tetap saja, hearing is believing. Dengan mendengar langsung baru bisa percaya.
Frequency Response DS5a (versi situs resminya) |
Review Eksterior
Begitu sampai, paketnya terasa ringan. Speaker ini bercasing kayu dan terasa jauh lebih ringan dibanding speaker luar negeri seperti Yamaha, KRK, dll. Hanya 9 kg satu pasang! Powernya pun hanya satu, di speaker kiri yang memiliki LED biru di depan. Speaker kanan dihubungkan lewat kabel output biasa untuk mentransfer power dan data audio dari speaker kiri. Jadi, lebih simpel ya. Tombol power cukup satu di kiri. Gak perlu lagi cetek kanan - cetek kiri seperti Yamaha. RiBet!! 😓
Inputnya ada dua macam: TRS dan RCA. RCA ini menggunakan satu kabel stereo yang bisa kita colokkan ke output headphone. Sementara TRS adalah 2 input kabel jack 1/4" biasa (kabel PA untuk gitar dan keyboard) yang harus dihubungkan sesuai L dan R output dari soundcard. Pakainya salah satu aja, ga perlu dua-duanya. Bisa jebol nanti gara-gara overload. Hehehehe....
Di belakang juga kontrol tone speakernya sangat simpel: hanya Volume! Tidak ada room control, bass response, treble dan lain sebagainya. Untuk amannya, arahkan tombol volume ke mode netral, posisi angka 12. Standar lah yaa..
Karakter Speaker
Nah, kita masuk ke pembahasan intinya nih: bagaimana kualitas suara yang dihasilkan???
Di sini saya menggunakan sistem A/B Comparison antara DS5A dengan Yamaha HS-5 milik studio. Routing master output saya pecah jadi dua ke masing-masing speaker, lalu saya Solo bergantian. Setelah saya gain-matching (menyamakan volume output) dan dengarkan bolak-balik, saya terkejut dengan hasilnya! Ini speaker kere tapi kualitasnya gile!
Pandangan pertama saya menyimpulkan high-end alias treble speaker ini memang lebih tinggi ketimbang HS-5. Otomatis telinga langsung ambil kesimpulan: bassnya kalah sama HS-5. Tapi setelah saya solo low-end nya lewat multi band compressor, ternyata tidak ada beda! Dari situ saya mulai introspeksi telinga. Wakakakak..
cek low end pake solo multiband |
Saya mengambil lagu referensi band favorit sepanjang masa: Dream Theater dengan lagu Forsaken. Langsung masuk reff, diputar loop, dan... Baru sekali pindah speaker saya lebih terkejut lagi. DS5A memiliki mid-range definition/clarity yang sangat detail dan jelas, jauh di atas HS-5! Vokal sangat terasa lebih menonjol, instrumentasi ritem gitar yang super tebal terdengar lebih galak. Dengan kata lain, separasi antar instrumen sangat mudah dirasakan. Lalu, apa keuntungannya?
Jelas untung! Saat EQ, saya merasa lebih mudah untuk berkonsentrasi ke instrumen yang saya ulik. Pergesaran EQ pun lebih mudah terdeteksi dan terasa efeknya, Sehingga memudahkan kita untuk membagi ruang frekuensi antar instrumen yang sering bertabrakan, terutama bagian mid-range: antara 2k - 4k.
Kalau meminjam istilah Paul Mike Stavrou, hardness/firmness speaker ini lebih nendang dibanding speaker Yamaha HS-5. Perbandingannya, skor 7 sama skor 5 lah. Jadi saya merasa sangat sesuai dengannya. Karena sekian banyak mixingan saya banyak dikritik oleh senior saya (seperti Suhu Hasan Muttaqin, hehehe..), terasa terlalu nendang dan keras, cenderung berkarakter metal. Sehingga untuk mengimbanginya agar menjadi tidak melulu keras, saya perlu hijrah ke speaker berkarakter cadas juga seperti DS5A ini. Jadi nanti lebih soft-soft empuk gitu. 🤔
Meskipun saya melihat banyak keunggulan, tapi tetap saja setiap monitor memiliki karakter masing-masing yang tentunya bisa bermanfaat dalam berbagai kondisi. Maka tidak heran di studio profesional banyak kita temui yang menggunakan dual monitor bahkan sampai 4 pasang monitor! Umumnya sih: satu speaker mono di tengah, dua pasang nearfield-monitor di sekitar mixer, dan sepasang speaker dinding di belakang mixer! Itu gunanya tentu untuk mengecek translation hasil mixing sehingga terdengar maksimal di segala jenis speaker apapun.
Multi Monitoring di AIR Studios London |
Tips: Kenalan dengan Speaker
Speaker apapun bagusnya tidak akan menghasilkan potensi maksimal kalau kita belum berkenalan sebelum menggunakannya. Kenalan di sini tentunya dengan memutar hasil mixing kualitas profesional yang sudah kita kenal baik warna suaranya. Sehingga dengan cepat kita bisa menilai karakter dari speaker. Dari interview sekian banyak mixing engineer, banyak yang menyarankan tidak langsung memulai mixing saat bekerja di studio yang baru ditemui, tentunya perlu masa perkenalan ini.
Seberapa lama dan seberapa banyak lagu kenalannya? Itu sangat subjektif. Bisa jadi 5 lagu, 1 jam, bahkan mungkin saja 3 hari kita putar sekian banyak album baru kita merasa kenal. Cukup ikuti suara hati aja.. Wakakakakk
Sekian dulu gaes, kalau ada pertanyaan, sangkalan, protes, atau nagih hutang sekalian, silahkan sampaikan di komentar bawah ini. Seeya!
Glossary:
- translation: kemampuan sebuah lagu untuk bisa dinikmati dengan maksimal di semua jenis speaker
- near-field monitor: jenis speaker yang biasa dipakai dengan jarak dekat seperti pada umumnya home recording studio
- high-end: Frekuensi tinggi dari audio (>6 KHz)
- low-end: Frekuensi rendah dari audio (<1 KHz)
- mid-range: Frekuensi pertengahan dari audio (1 - 4 KHz)
Halo, terima kasih atas review-nya. Cukup detail dan jelas. Menurut Anda untuk tahun 2020 apa speaker ini masih layak dibeli untuk kelas harga di bawah dua juta, atau ada speaker lain yang lebih bagus?
BalasHapusmasih recommend.
HapusDS5A ini impedansi speaker pasifnya berapa ohm?
BalasHapus