Tips Mendapatkan Tone Gitar yang Tepat

Berulangkali kita dapatkan lagu yang keren tapi terasa hambar hanya karena gitarnya terdengar menyayat telinga, sama sekali tidak nyaman di dengar! Ada juga tone gitar yang bagus tapi terasa kurang 'nendang'. Atau mungkin clean yang indah tetapi tidak bisa penuh mengisi kebutuhan lagu, seperti ada yang kurang..

Masalah di atas sering ditemui dalam studio rekaman jika gitaris tidak bisa meracik sendiri tone gitar yang tepat untuk kebutuhan lagu. Maka kali ini kita akan membahas hal itu demi mendapatkan hasil mixing yang maksimal!
Tone gitar sendiri memiliki sejarah yang cukup panjang. Bermula dari distorsi yang tidak sengaja terdengar unik dari speaker yang rusak, berlanjut ke pembuatan efek pedal, hingga penciptaan guitar amplifier (tonton video di bawah ini untuk mengenalnya). Masing-masing memiliki peran dan karakter yang berbeda. Dengan kombinasi yang tepat, akan didapatkan tone gitar yang kita inginkan itu. Langit hanyalah batas kreativitasmu!


1. Imajinasikan Tone Gitar Impianmu

Yep, imajinasi! Kalau bingung mau ngimpi kayak apa, buka aja lagu artis favoritmu yang mirip karakternya sama lagu yang kamu garap. Perhatikan itu suara seberapa kasar distorsinya? Tebal atau tipis? Pake reverb ga? Stereo apa mono? Terasa pake flanger? 
Nah dari sering menganalisa seperti itu, kamu akan lebih mudah membuat tone impianmu karena sudah tahu tujuan akhirnya. Beda jadinya kalau asal ngulik efek tapi gak tahu mau jadi apa nantinya. Bisa jadi malah ga nyambung blas sama lagu yang digarap. Tapi tetap eksperimen ngulik efek itu perlu agar dapat pengalaman. Experience is the best teacher! As it never gives you homework... 😎

2. Gunakan Pedal dengan Efek yang Diinginkan


Setelah mendapatkan gambaran pasanglah pedal efek di awal rantai sinyal gitar. Biasanya ada pedal Booster/Distorsi atau compressor di awal. Kalau ingin ada efek modulasi seperti flanger, wah, phaser, bisa ditambahkan di awal juga. Khusus untuk delay dan reverb biasanya ditaruh setelah amplifier agar efeknya terdengar jelas. Penjelasan lebih lanjut masalah pedal efek gitar akan dibahas di postingan berikutnya. Stay tuned!

3. Cari Amplifier yang Mendekati Tujuanmu

Sebelum ngomong di sini, beberapa orang merasa sudah puas hanya dengan mengandalkan efek pedal. Itu sah-sah saja. Karena beberapa genre memang cocok dengan pedal minimalis, bahkan tanpa amplifier! Nah, bicara masalah amplifier ini tentu sangat banyak sekali jenisnya. Cara terbaiknya apa? Pilih aja satu-satu sambil main. Hehehehe... Cara yang lebih efektif adalah mengenal karakternya dengan mendengar hasil rekaman yang dihasilkan dari ampli yang digunakan. Beberapa yang terkenal nih:

Sekarang kita masuk ke setting amp gaes. Satu amp itu bisa berubah ke berbagai warna suara yang diinginkan. Normalnya amp guitar memiliki 5 setting: Gain, Bass, Mid, Treble, Presence, dan Master Volume.
  1. Gain: Gain bukan sekedar volume lo ya! Lebih tepatnya disebut sebagai knob penentu karakter suara. Umumnya, semakin besar gain nya semakin garang distorsinya. Sekilas volumenya memang menjadi lebih keras, karena itulah diimbangi dengan Master Volume. Jika terlalu keras tinggal diturunkan volumenya.
  2. Bass: Bagian EQ ini menentukan warna suara dari sisi frekuensi. Untuk gitar rythm, bass biasanya ditinggikan untuk memberi kesan garang. Tapi awas, jika terlalu banyak justru merusak hasil mixing! Adapun lead atau melody biasanya di cut sedikit agar lebih jelas.
  3. Middle: Frekuensi mid-range biasa di-cut untuk memberi kejelasan karakter suara gitar. Namun jika terlalu kurang, akan mendapatkan tone gitar yang tipis.
  4. Treble: Beberapa ampli memiliki treble yang terlalu tinggi dan mengusik telinga sehingga perlu dikurangi. Normalnya lead gitar lebih tinggi treblenya. Tapi itu semua kembali ke karakter input gitar yang masuk ke ampli. Telinga menjadi ukuran yang pasti! Note: beberapa amp ada setting Presence seperti gambar atas, fungsinya sama dengan treble tapi jangkauan frekuensinya lebih tinggi dan efeknya sangatlah tipis.
  5. Master Volume: Sesuai namanya ia mengatur volume yang keluar dari amp. Terlalu pelan, diangkat. Terlalu keras, diturunkan. Simpel kan?
CATATAN: Jangan disamakan Equalizer efek ini dengan EQ yang biasa dipakai mixing. Meskipun teorinya sama, namun hasilnya sangat berbeda. Akan terasa lebih realistik tone guitar yang di-EQ dari ampli. Singkatnya, daripada kita memberi EQ tambahan dan menguliknya saat mixing, lebih baik kita dapatkan tone gitar terbaik dari EQ ampli gitar. Gold in, Gold out! Trash in, trash out!

Contoh Amplifier Digital

Persis dengan seting yang sudah dibahas. Bedanya di sebelah kanan ada knob preset untuk memilih jenis efek yang ingin dipasang (indikator LED). Dilengkapi dengan knob modulasi dan Delay/Reverb yang diinginkan. Setting seperti ini biasanya hanya ada di amp guitar modern dengan pilihan model efek digital yang melimpah. 

Beberapa ampli digital memiliki pilihan ampli tiruan seperti setting di samping. Biasanya pilihan melimpah ini tersedia di papan pedal efek digital seperti ZOOM atau Line6 HELIX. Keuntungannya adalah lebih hemat dan tentunya lebih banyak pillihan. Tidak perlu khawatir dengan kualitas suaranya. Semakin lama teknologi berkembang, sehingga perbedaan antara ampli original dengan tiruan hampir tidak dapat dirasakan. Bahkan dewasa ini tidak memerlukan hardware. Software plugin pun mampu mereplikanya dengan nyaris sempurna, semisal: Amplitube dan BIAS FX.

Contoh Amplifier Combo


Normalnya ampli combo memiliki dua pilihan channel, Clean dan Overdrive seperti di atas yang dilengkapi dengan tombol pemilih channel (kotak hitam di kiri). Settingnya pun terpisah menjadi Volume di Clean dan ditambah Gain di Channel Overdrive. Satu paket EQ juga tersedia untuk semua channel, tidak terpisah. Knob efek masih ada tapi terlihat lebih sederhana dengan setting minimalis.

Contoh Amplifier Pro High-End


Panel Peavey 6505 ini terlihat lebih kompleks dengan knob lebih banyak lagi. Namun jika diamati lebih lanjut ternyata sangatlah simpel. Ada dua channel: RHYTHM dan LEAD. Bedanya masing-masing memiliki setting gain dan EQ terpisah. Gainnya juga dua macam: Pre dan Post, dimana Post di sini lebih berfungsi menggantikan Master Volume. Di ujung kanan ada juga setting Resonance dan Presence milik masing-masing channel secara terpisah. Sekali paham dijamin deh semuanya mudah!

Intinya dalam setting ampli ini: dengarkan baik-baik, identifikasi masalah, coba perbaiki, ulangi terus. Dengan sering mengulik setting amp kita akan semakin kenal karakter setiap tombol yang ada. Maka latih terus instingmu dengan latihan ngulik setting. Practice makes perfect!

4. Beda Cabinet, Beda Mic!

Puluhan speaker cabinet dalam Amplitube
Cabinet adalah speaker khusus amplifier yang terpisah dari kepalanya. Dengan menggunakan cabinet yang berbeda akan didapatkan variasi suara yang berbeda pula. Ditambah dengan pemanfaatan jenis mic yang berbeda dengan lokasi yang berbeda-beda, kamu akan mendapatkan ribuan tone gitar yang sangat beragam.

Jenis Cabinet sangatlah beragam, dari satu speaker, dua speaker, hingga 4 speaker. Rata-rata speaker berdiameter 12 inch atau 30 cm. Sehingga biasa disingkat 1x12, 2x12, dan 4x12.

Tidak hanya itu, kita juga bisa memanfaatkan teknologi Impulse Response (biasa disingkat IR). Ialah teknologi yang mampu merekam karakter speaker tertentu dan dapat kita muat ke amp simulator yang digunakan. Intinya kita bisa mendapatkan variasi speaker tambahan yang tidak ada di bank suara softwarenya. IR bisa didapatkan dengan gratis di internet, meskipun ada juga versi berbayar.

Pilihan microphone dan penempatannya
Penempatan microphone juga memiliki andil yang besar dalam mendapatkan suara gitar yang diinginkan. Ada dua istilah dalam hal ini: off-axis dan on-axis

On-axis artinya tepat di tengah speaker, karakter suara yang dihasilkan biasanya lebih nyelekit, lebih treble, dan cenderung tipis. Adapun off-axis merupakan letak yang ada di sekitar pusat, karakter suara yang dihasilkan biasanya lebih nge-bass, garang, dan powerful. Tapi jika terlalu jauh akan terasa mendem dan keruh. Kemiringan peletakan mic juga berpengaruh, antara yang lurus dan miring 45 derajat. Perbedaannya tipis tapi dapat berdampak besar.

Banyak produser musik terkenal yang menyarankan menggunakan double-miking. Artinya memasang dua mic: satu posisi on-axis dan lainnya off-axis. Posisi yang berbeda ini lalu digabung dan di-mix dengan volume yang berbeda sesuai kebutuhan. Adapun mau berapa speaker, tergantung selera. Jika ingin beda karakter berbeda speaker. Jika hanya ada satu speaker (1x12), maka bisa menggunakan Fredman miking technique. Yaitu teknik memasang mic dalam satu speaker dengan tepat (lihat gambar).
2 speaker, 2 mic, on-axis dan off-axis

1 speaker, 2 mic, on-axis dan off-axis (Fredman miking)
Mungkin ada teman-teman yang berpikir, "ngapain ngomongin masang mic dan lain-lain? Kan ane gak punya ampli cab dan mic macem-macem??"
Meskipun ini adalah teknik yang biasa digunakan untuk merekam ampli gitar asli, tapi teknik ini perlu kita pahami untuk mencari tone yang tepat pula di amp simulation seperti Amplitube dkk itu. Jadi jangan bosan mencoba gaess...

Bisa dibayangkan, dengan beragam kombinasi yang ada, berapa suara yang dapat dihasilkan. Jangan takut untuk mencoba dan eksperimen. Karena semua itu butuh latihan dan kesabaran. Sekali sudah menguasainya, sky is your limit!

Beberapa Amp Simulator Profesional

Teknologi amp modelling dan simulator sangatlah berkembang pesat. Sekarang ini orang tidak perlu lagi beli hardware untuk mendapatkan tone gitar profesional. Banyak software yang dirilis akhir-akhir ini dengan kualitas audio yang realistik dan sangat bagus. Berikut plugin yang telah saya gunakan dengan hasil yang memuaskan.

IK Multimedia Amplitube 4


Salah satu pemain lama yang tetap eksis di dunia amp modelling. Dengan adanya versi 4, Amplitube mengukuhkan dirinya sebagai amp simulator yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Beragam fitur unggulan dapat kita dapatkan:
  • Tone gitar dan bass Ultra-Realistic dengan beragam macam: Tube, Valve, dan Solid State
  • Ultra Tuner, sangat tepat hingga 1/100th cent
  • Power Amp dynamic response
  • 3D Cab room dengan 6 simulasi ruangan
  • Dual micing dengan puluhan speaker
  • Looper dan Mini DAW recorder untuk merekam ide lagu baru
Secara umum, plugin ini tidak dapat diremehkan dan selalu menjadi pilihan utama. Dengan teknik yang sudah kita bahas di atas, kita bisa mendapatkan jutaan tone gitar sesuai selera.

BIAS FX


Meskipun relatif baru, Positive Grid memberi angin segar bagi para musisi rumahan. Kemampuan nya meniru semua aspek dari ampli patut diacungi jempol, sangat real dengan hasil yang memuaskan! Tak heran software ini terkenal di kalangan musisi metal dan djent yang sebelumnya kesulitan mendapatkan distorsi hi-gain yang memuaskan dari software yang sejenis. Uniknya pengguna software ini dapat berbagi setting tone nya ke sesama pengguna di seluruh dunia dengan memanfaatkan fitur ToneCloud. Jadi, kalau lagi pengin cepet, tinggal browsing, preview, dan download preset yang disukai. Mudah banget, ya gak?!

S-Gear 2


Scuffham S-Gear merupakan salah satu efek yang multi-fungsi meskipun hanya dengan 4 jenis amp yang tersedia. Jangan tertipu dengan tampilannya yang sederhana, suaranya luar biasa! Dilengkapi dengan efek modulasi, delay, IR loader, dan reverb, membuat plugin satu ini mampu menghasilkan jutaan tone gitar yang mengejutkan. Ini tidak lepas dari latar belakang sang maestro di belakangnya, Mark Scuffham, yang merupakan bagian inti dari tim amp designer JMP-1 dari perusahaan amp legendaris Marshall. Dilengkapi dengan IR pilihan berkualitas tinggi dari Redwirez membuatnya mampu tampil unggul di antara amp sim lainnya.

Overloud TH3


Dengan 203 model dan 1000 preset, amp simulator ini menjadi salah satu pilihan yang sangat dapat diandalkan.

Untuk mendapatkan software di atas, silahkan beli di sweetwater.com. Yaaaah, pada mewek kaan... Kalau mau nyoba dulu sebelum beli, silahkan cari di sini. Ngoahahahahaha...😎


Sumber 1
Sumber 2
Sumber 3

1 komentar:

Pages